Hidup Tanpa Visi, Bagai Tubuh Tanpa Jiwa

Artikel : Mas arief maulana

Setelah sukses, mau apa?
Beberapa waktu yang lalu, saya kebetulan ada waktu senggang karena dosen tidak bisa mengajar kuliah penuh dan kami hanya belajar 1 jam. Langsung saja waktu senggang tersebut saya gunakan untuk membangun situs yang akan dijadikan pilot project (percontohan). Situs ini nantinya akan dijadikan rujukan pada saat saya membawakan materi workshop “Internet As A Business Support” untuk masyarakat pengusaha kecil menengah di Sidoarjo Bulan April.
Nyambi garap project, saya chating sama Mas Umar dan Mashengky. Pada awalnya yang memulai adalah Mas Umar. Dan tanpa basa-basi dia langsung bertanya kepada saya kurang lebih sebagai berikut :
“Mas, kalau nanti sudah sukses sampai passive income apa yang akan dilakukan selanjutnya”
Terus terang pertanyaan ini simpel namun butuh pemikiran dalam untuk menjawabnya. Apalagi bila visi yang kita miliki tidak cukup besar untuk menjawab tantangan tersebut.
Mungkin saat ini, Anda pun sama seperti saya. Begitu semangatnya mengerjakan bisnis dengan tujuan akhir sebuah kesuksesan. Namun pernahkah terpikir di benak Anda, nanti kalau sudah sukses terus mau apa? Apakah semua selesai begitu saja? Tinggal menunggu mati, karena semuanya telah kita miliki.
Saya jadi teringat sebuah ungkapan yang pernah saya baca di sebuah buku dulu (lupa judul bukunya).
Ketika seseorang berhenti bermimpi, maka itulah saat dimana cahaya lilin kehidupannya mulai redup dan akhirnya padam. Namun bukan suatu yang mustahil lilin tersebut tetap hidup dan bersinar hingga Dia yang meniupnya.
Ungkapan ini baru saya pahami sekarang, walaupun selama ini sudah menjalaninya tanpa saya sadari. 
Kalau kita sedikit menelaah ungkapan di atas, maka kata kuncinya adalah mimpi (visi). Ketika kita berhenti bermimpi, maka sama artinya hidup kita telah usai sebelum waktunya. Bagaimana agar tidak usai, ya bangunlah mimpi baru dan kejar semua mimpi tersebut.
Lantas bagaimana bila kasusnya adalah semua mimpi itu sudah tercapai? Apakah selesai sudah peran kita? Buat saya BELUM.

Bila semua mimpi Anda telah tercapai, maka mimpikanlah sesuatu yang lebih besar lagi untuk dicapai. Bila Anda lelah, beristirahatlah sejenak setelah itu kejar kembali mimpi Anda.
Bila hasrat Anda untuk memiliki mimpi yang lebih besar lagi sudah padam, maka bantulah orang lain untuk mencapai mimpi mereka. Karena kesuksesan yang terbaik bukanlah artinya kita berdiri sebagai pemenang seorang diri, melainkan kita menjadi pemenang sekaligus mencetak para pemenang-pemenang yang luar biasa dalam hidup ini.
Pertanyaan mas Umar ini mengingatkan saya pada mimpi besar yang dulu pernah saya miliki, bahkan lebih besar dari mimpi saya saat ini (passive income di usia 40 dan tinggal menikmati hidup). Apa itu?
Bergabung bersama rekan-rekan yang sudah sukses untuk mendirikan sebuah sarana pendidikan gratis, rumah sakit gratis, dan menciptakan lapangan kerja baru. Duit darimana? Urunan sesama orang sukses. Mimpinya ngga kebesaran mas? Apa ngga takut bila nanti ngga kesampaian? TIDAK. Karena saya percaya tidak yang tidak mungkin. Dan satu ungkapan lagi…
Tidak semua mimpi besar kita akan berbuah kesuksesan. Namun tidak ada kesuksesan besar yang tidak diawali oleh sebuah mimpi.
Intinya jangan berhenti bermimpi. Bila Anda sudah sukses dan merasa lelah, kurangi saja kerja fisiknya dengan membagi tanggung jawab kepada orang lain (mempekerjakan orang menggantikan Anda). Namun, biarkan pikiran Anda terus berkreasi mewujudkan mimpi-mimpi baru yang dikemas dalam sebuah visi sukses yang lebih besar dan lebih nyata.
Kesimpulan saya pribadi di atas diperkuat lagi dengan hasil sharing dan chat saya bersama Mashengky. Kebetulan memang sering chat dan bertukar pikiran dengan Mashengky. Karena saya merasa beliau adalah sosok pebisnis yang bisa diteladani. Sukses di dua dunia, online dan offline.
Saya tanya ke beliau… mau sampai kapan terus berbisnis. Katanya sih usia 50 tahun udah stop. Ingin taveling keliling dunia. Lantas saya tanya lagi, apa setelah itu selesai. Jawabnya TIDAK. Perjuangan fisik melelahkan mungkin sudah berhenti. Namun visinya untuk terus berkarya masih jalan. Bahkan Mashengky bercita-cita juga untuk sukses di bisnis properti.
Dari sini kita bisa belajar banyak. Bahwa orang sukses tidak akan pernah berhenti memiliki visi yang besar dan akan terus berkarya sepanjang hidupnya. Hingga kelak ketika dia meninggalkan dunia ini… banyak yang menangis karena merasa ditinggalkan oleh orang yang sudah memberikan banyak manfaat.
Sebagai penutup satu pertanyaan penting  juga akan saya lontarkan kepada Anda…
Apa yang akan Anda lakukan nanti ketika kelak sudah sukses…?

NB : Maaf record chat saya sama Mas Umar dan Mashengky hilang kena virus. Jadi tidak bisa saya lampirkan. Kalau belajar bijaksana, sering-sering aja chat sama Mas Umar. Sedangkan kalau Anda ingin menjadi pebisnis top, bisa sering-sering sharing dan tuker pikiran dengan Mashengky.

0 komentar:

Posting Komentar